Kamis, 08 Desember 2011

"KETIDAKSEMPURNAAN BUKANLAH SUATU HAL YANG MENYURUTKAN PRESTASI"

KEDIRI, KOMPAS.com – Dilahirkan dengan keterbatasan kemampuan mendengar serta berbicara, tidak membuat Srihanik (17) berputus asa dalam menggapai prestasi. Karena kegigihannya itu, remaja asal Dusun Becek, Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjuarai lomba Desain Grafis Sekolah Luar Biasa tingkat Provinsi Jawa Timur.
Dalam perlombaan Pendidikan Keterampilan yang digelar di Surabaya, 23-25 Juli 2011 lalu itu, siswi yang duduk dikelas VIII SLB Dharma Wanita, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri tersebut menyisihkan 19 peserta utusan daerah lain se-Jawa Timur.
Ia berhasil menggondol juara pertama dengan mengusung pembuatan poster serta pembuatan website beserta desainnya. Dalam website yang mengantarkannya sebagai pemenang itu, ia mengambil tema Bahaya Narkoba.
“Hingga pemenang diumumkan, saya tidak menyadarinya. Sampai saya diberitahu untuk maju ke panggung. Saat menerima piala itu, saya baru menangis haru,” ujar Srihanik sebagaimana diartikan oleh Nanda, guru pembimbing desain, Rabu (27/7/2011).
Sementara itu, Nanda menuturkan, sebelum berlomba di tingkat provinsi, Srihanik mengikuti seleksi antar SLB tingkat Kabupaten Kediri yang digelar di Kecamatan Gurah pada 18 Juli lalu. Saat itu, lanjut Nanda, putri pasangan Tukiman dan Sulastri, sama sekali belum mengenal komputer, apalagi desain grafis.
“Namun karena kecerdasannya, dalam waktu dua hari saja belajar, dia sudah mampu menyerap materi dengan baik,” bangga Nanda.
Dengan prestasi gemilangnya itu, Nanda menambahkan, Srihanik otomatis berhak mewakili Jawa Timur dalam lomba serupa tingkat Nasional yang akan digelar sekitar September nanti. “Saat ini kami bersiap untuk event nasional itu,” pungkas Nanda.
Sebelumnya, Srihanik sempat dilarang bersekolah oleh keluarganya. Sebab, selain kondisinya yang mengalami tuna rungu tuna wicara itu, keluarganya juga hidup dalam keterbatasan ekonomi. Bapaknya, Tukiman, hanya berprofesi sebagai pedagang kerupuk sambal di Pasar Tradisional Pesantren, Kota Kediri.
Sumber: http://edukasi.kompas.com

LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA

 Pada masa lalu,tunaganda secara rutin dipisahkan dari sekolah regular,bahkan sekolah Khusus .Namun sejak tahun 80-an layanan pendidikan bagi anak tunaganda semakin mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat, dengan mendirikan sekolah-sekolah khusus. Demikian juga program-program pendidikan bagi anak
tunaganda semakin dikembangkan untuk anak usia sedini mungkin.setidak-tidaknya program pendidikan lebih diorientasikan untuk meninmgkatkan kemandirian anak.untuk menjaga efekvitas program pendidikan,maka program seharusnya mengakes empat bidang utama, yaitu bidang domestik, rekreasional, ,kemasyarakatan, dan vokasional.Hasil asesmen ini mungkinkan dapat membantu dalam merumuskan tujuan yang lebih fungsional.Sementara itu dengan pengajaran seharusnya mencakup,di antaranya:ekspresi pilihan, komunikasi,pengembangan keterampilan fungsional,dan latihan keterampilan sosial sesuai dengan usianya,menyadari akan kondisi obyektif anak anak tunaganda,maka pendekatan multidipliner adalah penting.Oleh karena itu orang-orang yang sesuai dalam mengatasi anak tunaganda,seperti terapis bicara dan bahasa,terapis
bicara dan bahasa,terapi fisik dan okupasional seharusnya bekerjasama dengan guru-guru kelas,guru-guru khusus dan orangtua,karena perlajuan yg lebih cocok untuk mengatasi anak-anak tunaganda berkenaan dengan masalah ketererampilan adalah memberikan layanan yang terbaik daripada yang diberikan ditempat terapi yang terpisah.Untuk dapat menjamin kemandirian menjamin kemandirian anak tunaganda dalam proses pembelajaran perlu didukung dengan penataan kelas yang sesuai,alat bantu dalam meningkatan keterampilan fungsionalnya.
Integrasi dengan anak seusia merupakan komponen lainnya yg penting.menghadirin sekolah regular dan berpartisipasi dalam kegiatan yg sama dengan anak-anak normal adalah penting untuk pengembangkan keterampilan sosial dan persahabatan,di samping dapat mendorong adanya perubahan sikap yg lebih positif.

FAKTOR PENYEBAB ANAK TUNAGANDA

  Anak tunaganda disebabkan oleh faktor yang variatif, yang dapat terjadi pada saat sebelum kelainan, saat kelahiran, dan atau setelah kelahiran.

1. Faktor Prenatal :
  ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu yang sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alcohol.


2. Faktor Natal :
 Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat
 keiahiran luka pada otak saat kelahiran.

3. Faktor natal :
  Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan
  mendapat pukulan atau siksaan ,

4. Nutrisi yang salah :
  Anak tidan dirawat dangan baik, keracunan makanan
  atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat
  berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).







PREVALENSI ANAK TUNAGANDA
 Mengingat belum ada defininsi yang dapat diterima secara umum tentang anak tunaganda, maka tidak ada gambaran yang akurat tentang prevalensi anak tunaganda. jika menggunakan analog di Amerika Serikat, maka jumlah anak tunaganda berkisar sekitar 0,05% sampai dengan 0,1% dari populasi usia sebaya. Berdasarkan asumsi bahwa jumlah anak tunaganda di Indonesia proporsinya sama dengan yang di Amerika Serikat, maka jumlah anak anak usia sekolah di Indonesia yang sekitar 60 juta orang, maka anak tunaganda Indonesia sekitar 99.000 anak sampai 110.000 anak. 
(http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih=hal&id=77)

Sabtu, 10 September 2011

TUNAGANDA

Pengertian Anak Tunaganda:
Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Seperti contoh berikut, sebut saja Budi, ia mengalami tuna netra (buta) sejak kecil. Lalu saat ia masuk masa sekolah ia juga mengalami keterlambatan dalam menerima pelajaran. Ia lambat dalam berfikir dan juga susah untuk melakukan kontak sosial dengan orang sekitar. Sudah berkali – kali diajarkan oleh gurunya ia tetap sulit menerima pelajarannya.
Setelah di tes IQnya, berkisar 39 %. Contoh kasus tersebut adalah penyandang tuna ganda yaitu gabungan tuna grahita dan tuna netra.


Anak tunaganda biasanya menunjukkan fenomena-fenomena perlaku di antaranya :
1. Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
2. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
3. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
4. Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
5. Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
6. Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.
7. Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi lainnya.


Istilah lain yang digunakan untuk menyebut anak tunaganda :
Anak tunamajemuk
anak cacat ganda
anak cacat majemuk
multiple handicaps
multiple disabilities

Di Indonesia, pravelensi penyandang tuna ganda hampir mencapai 100.000 orang. Tuna ganda adalah anak yang mengalami kombinasi kelainan baik dua jenis kelainan atau lebih, sehingga anak tersebut tidak bisa diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja.MACAM-MACAM TUNA GANDA
  • Tunanetra-tunawicara
  • Tunanetra-tunarungu
  • Tunanetra-tunadaksa
  • Tunanetra-tunagrahita
  • Tunanetra-tunalaras
  • Tunanetra-kesulitan belajar khusus